Menjelang hari pernikahan, banyak pasangan yang akan jauh lebih
mementingkan masalah fisik seperti sewa gedung, katering, dekorasi, dan
lain sebagainya dibandingkan hal-hal yang nampaknya sepele semacam
kesehatan fisik dan kondisi emosional. Kondisi emosional calon pengantin
khususnya wanita adalah satu hal penting yang seharusnya menjadi
perhatian. Kondisi emosional yang tidak stabil akan dengan mudah
mempengaruhi proses menjelang prosesi pernikahan, dan ada kalanya hal
ini bisa berbahaya. Oleh sebab itu, sebelum Anda berbuat bodoh dan
membuat pernikahan Anda berjalan tidak dengan semestinya, simak beberapa
hal yang perlu dilakukan oleh calon pengantin berikut ini.
1. Hindari terlalu sering bertemu
Pada
saat pinangan telah diterima, ada baiknya kedua pasangan tidak saling
bertemu terlebih dahulu secara langsung sampai hari yang ditunggu tiba.
Kedua pasangan dianjurkan untuk tidak saling bertemu paling tidak
sekitar tiga minggu menjelang hari pernikahan. Kedua pengantin hanya
diijinkan untuk berkomunikasi lewat telepon dan SMS. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar rindu yang muncul di antara mereka berdua semakin
menggebu-gebu. Namun, hal yang lebih penting adalah bahwa mengurangi
frekuensi pertemuan di antara kedua mempelai ditujukan untuk menghindari
konflik yang mungkin terjadi di antara mempelai yang dikhawatirkan
mampu membatalkan proses pernikahan itu sendiri. Tidak jarang beberapa
pasangan bertengkar begitu hebat pada masa menjelang hari pernikahan
mereka, dan biasanya, hal yang diperdebatkan berkisar antara keuangan
dan keluarga.
2. Serahkan kepada ahlinya
Kedua
mempelai sebaiknya tidak terlalu ikut campur dalam mempersiapkan seluruh
kebutuhan proses pernikahan. Hal ini bertujuan agar pasangan tidak
terlalu stress. Sebagaimana telah dijelaskan di awal artikel ini, kedua
mempelai hanya perlu mempersiapkan kondisi mental dan fisik mereka dalam
menyongsong satu lembaran baru dalam kehidupan mereka berdua. Kedua
mempelai tidak perlu lagi mengurusi masalah katering dan gedung.
3. Bulan madu
Bulan
madu merupakan satu momen penting bagi pasangan yang baru saja menikah.
Momen ini bisa digunakan untuk saling mengakrabkan diri mereka berdua.
Untuk berbulan madu, pasangan pengantin baru tidak harus pergi ke tempat
yang jauh. Kedua mempelai hanya perlu pergi ke suatu tempat wisata yang
menyediakan tempat menginap. Momen ini tentu akan menambah sisi
kemesraan pasangan yang baru saja menikah. Jangan menghabiskan biaya
bulan madu yang terlalu banyak karena hal ini juga bisa memicu timbulnya
stress menjelang pernikahan.
4. Dana resepsi
Ada dua
pendapat yang menyatakan tentang siapa yang menanggung biaya resepsi.
Ada yang berkata bahwa sebaiknya seluruh biaya resepsi ditanggung oleh
pihak laki-laki. Namun ada juga yang tidak sependapat dan berkata bahwa
semua biaya resepsi diserahkan kepada pihak perempuan. Namun, yang jauh
lebih baik adalah apabila biaya resepsi secara keseluruhan ditanggung
oleh kedua belah pihak sehingga nantinya, hal ini tidak akan menimbulkan
pertengkaran atau iri hati.
5. Undangan
Ketika biaya
resepsi ditanggung bersama, maka sebaiknya tamu undangan yang hadir
dibagi menjadi tiga. Yang pertama adalah tamu dari keluarga pihak
mempelai wanita, kedua, tamu dari keluarga pihak mempelai pria, dan yang
terakhir adalah teman-teman dari pihak mempelai berdua. Pembagian yang
seperti ini tentu sudah cukup adil sehingga nantinya tidak akan ada lagi
iri hati antara jumlah tamu undangan dari kedua belah pihak.
6. Mahar
Mahar
atau mas kawin adalah satu syarat wajib yang harus diberikan pada saat
pernikahan. Sebaiknya mempelai pria memberikan mahar atau mas kawin yang
bisa bermanfaat bagi mempelai wanita. Pemberian mahar yang semacam ini
dimaksudkan agar apabila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan pada
suami, mempelai wanita tetap bisa menyambung hidup. Mahar yang banyak
dianjurkan adalah emas batangan, perhiasan emas, uang, maupun properti.
Anda juga bisa menambahkan seperangkat alat sholat dan Al-Quran sebagai
mahar.
7. Tempat tinggal setelah menikah
Hal terbaik
yang sepantasnya Anda lakukan selepas melangsungkan pernikahan terkait
tempat tinggal adalah langsung keluar dari rumah orang tua. Hal ini
bukan berarti tidak memiliki maksud. Pasangan pengantin baru diharapkan
segera keluar dari rumah orang tua mereka dengan maksud menghindari
terjadinya konflik yang mungkin terjadi antara anak dengan mertua.
Kepindahan anak dari rumah selepas mereka menikah adalah hal yang normal
karena hal ini dianggap sebagai wujud kemandirian mereka.
Ketujuh
hal di atas memang jarang sekali mendapatkan perhatian khusus dari para
calon pengantin. Hal yang lebih banyak diperhatikan hanya berkisar
mulai dari kondisi fisik pernikahan itu sendiri. Kondisi fisik yang
dimaksud adalah persewaan gedung, pakaian pernikahan, tata rias, dan
lain sebagainya. Hal ini memang sangat penting, namun yang jauh lebih
penting adalah mempersiapkan diri Anda menghadapi tantangan kehidupan
berumah tangga nantinya.
Sumber : Vemale
0 komentar:
Post a Comment